

Menanam Pohon, Menanam Harapan: SMP Islam Al Azhar 12 Rawamangun Rayakan Hari Bumi dengan Aksi Nyata
0
0
0

22 April bukanlah hari biasa bagi keluarga besar SMP Islam Al Azhar 12 Rawamangun. Dalam rangka memperingati Hari Bumi di SMP Isalm Al Azhar 12, para guru dan murid bersatu dalam kegiatan penuh makna—penanaman pohon matoa di area lapangan sekolah. Kegiatan ini bukan sekadar seremoni, melainkan wujud nyata dari komitmen untuk mencintai dan merawat lingkungan, sebagaimana ajaran Islam tentang menjaga bumi sebagai amanah dari Allah SWT.
Murid Belajar Mencintai Bumi di Hari Bumi di SMP
Dalam suasana penuh semangat, para murid turun langsung ke lapangan untuk ikut menanam pohon. Dibimbing oleh guru dan staf sekolah, mereka tidak hanya diajari cara menanam yang benar, tetapi juga diberi pemahaman tentang pentingnya pohon bagi keseimbangan ekosistem.
Setiap murid tampak antusias—mulai dari menggali tanah, menanam bibit pohon matoa, hingga menyiramnya dengan air. Kegiatan ini mengajarkan bahwa perubahan besar dimulai dari langkah kecil, dan bahwa kepedulian terhadap lingkungan harus dimulai dari usia muda.
Mengintegrasikan Nilai Islam dalam Pendidikan Lingkungan
Islam secara tegas mengajarkan umatnya untuk menjaga bumi. Sebagaimana disebut dalam Al-Qur’an, manusia diberi amanah sebagai khalifah di muka bumi. Melalui kegiatan ini, sekolah ingin menanamkan nilai tersebut dalam bentuk yang konkret dan membumi, agar murid tidak hanya menghafal ayat, tetapi memahami aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
Murid diajak untuk merenungkan bahwa menanam pohon adalah ibadah, terlebih di Hari Bumi yang mengingatkan kita pada pentingnya pelestarian alam. Nilai tanggung jawab, rasa syukur, dan kepedulian menjadi bagian penting dari proses belajar mereka hari itu.
Pohon Matoa sebagai Simbol Kehidupan dan Harapan
Pemilihan pohon matoa bukan tanpa alasan. Matoa adalah tanaman khas Indonesia yang memiliki manfaat ekologis dan ekonomi. Selain rindang dan kuat, buahnya yang manis juga mengandung nilai gizi. Sekolah berharap pohon-pohon yang ditanam ini kelak menjadi simbol kehidupan, sumber oksigen, serta warisan hijau bagi generasi selanjutnya.
Dalam sambutannya, pihak manajemen sekolah menyampaikan harapannya agar kegiatan seperti ini tidak berhenti di Hari Bumi saja, tetapi menjadi kebiasaan dan budaya sekolah. Penanaman pohon menjadi representasi dari visi sekolah dalam membangun karakter murid yang cinta alam dan bertanggung jawab.
Menjadikan Lingkungan sebagai Bagian dari Kurikulum Karakter

Kegiatan ini juga menjadi bagian dari integrasi kurikulum karakter yang menekankan aspek tanggung jawab sosial dan lingkungan. Melalui pendekatan experiential learning, murid tidak hanya memahami secara teori, tetapi juga merasakan langsung manfaat dari tindakan kecil yang mereka lakukan.
Pihak sekolah berkomitmen untuk terus mengadakan kegiatan serupa secara berkala, seperti pembuatan kebun sekolah, pengelolaan sampah organik dan anorganik, serta edukasi tentang krisis iklim dan dampaknya terhadap kehidupan global.
Kolaborasi Semua Pihak: Sekolah, Guru, Murid, dan Alam
Keberhasilan kegiatan ini tidak lepas dari kolaborasi erat antara guru, murid, dan tenaga kependidikan, yang bahu-membahu mempersiapkan acara dari awal hingga akhir. Semua bekerja sama untuk menciptakan momentum yang tidak hanya indah untuk dikenang, tetapi juga bermakna untuk diteruskan.
Kehadiran para guru yang mendampingi dengan penuh kesabaran dan dukungan dari pihak manajemen sekolah menunjukkan bahwa pendidikan sejati tidak hanya berlangsung di dalam kelas, tetapi juga di luar ruangan—dalam interaksi langsung dengan alam.
Penutup: Menanam Hari Ini, Menuai di Masa Depan

Kegiatan penanaman pohon matoa dalam rangka Hari Bumi ini menjadi pengingat bahwa bumi adalah titipan, dan setiap individu memiliki peran dalam menjaganya. Murid SMP Islam Al Azhar 12 Rawamangun telah mengambil langkah pertama mereka dalam menjadi penjaga bumi—dengan tangan-tangan kecil yang menanam pohon, mereka menanam masa depan.
Semoga pohon-pohon yang ditanam hari ini tumbuh subur, menaungi generasi yang akan datang, dan menjadi saksi atas komitmen sekolah dalam mendidik murid yang bukan hanya cerdas secara akademik, tetapi juga berakhlak mulia dan cinta lingkungan.